Selasa, 28 Juli 2015

Kilas Semester 4


Dear semester 4, kau diawali dengan beberapa hal mengejutkan. Salah satu diantaranya adalah aku dan bebarapa temanku ‘diasingkan’ ke lain kelas. Kau tau wahai semester 4, siapapun yang berhasil melewatimu mitosnya akan terus kuat melanjutkan kuliah sampai semester akhir. Lalu aku, kurasa aku berhasil. Maksudku sedikit berhasil. Karena kau pasti tau sedikit banyak mahasiswa tidak yakin dengan kemampuannya sendiri. Lalu ada hal lain yang mengawalimu wahai semester 4. Beberapa mahasiswa gugur saat melewatimu. Apa ditempat lain juga terjadi seperti itu. Sayang sekali, karena kau pasti tau bahwa rindu keadaan dengan teman-teman yang lengkap buatku itu susah diungkapkan. Bahkan entah bagaimana mengungkapkannya. Sebaiknya kau berdoa wahai semester 4, agar teman-temanku tetep bisa bertarung buat semester-semester setelahmu. Lalu, kau juga sebaiknya berharap kalau teman-temanku yang gugur bisa melewatimu lain waktu.

Wahai semester 4, mungkin kau adalah salah satu semester sulit. Bukan pelajarannya. Tapi pilihannya. Aku pikir bahwa jurusanku adalah jurusan yang tidak benar-benar kuinginkan.  Aku punya pilihan, menyerah atau berjuang. Kau pasti tau wahai semester 4, menyerah adalah pilihan pertama yang muncul. Dia menampakkan dirinya. Lalu menawarkan hal-hal indah dimasa ini yang belum tentu menjadi penyelamat dimasa nanti. Menyerah, bahkan seorang presiden pun memikirkannya. Menyerah, selalu eksis menjadi pilihan pertama bagi orang-orang yang putus harapan. Menyerah, menjadi pilihan saat orang lain tak mengerti kesusahan kita dan tak mau membantu kita. kau pasti mengerti wahai semester 4, anak muda seperti kami memang sering galau masalah perasaan dan keputusan. Tapi Tuhan maha baik, dia menyertai anak muda yang sedang mengupayakan kesuksesan untuk dirinya. Tuhan menggenggan setiap doa anak muda yang berusaha mengukir senyum bahagia pada garis keriput diwajah orang tua mereka.  Yang penting anak muda itu yakin bahwa berusaha  adalah satu-satunya  jalan untuk menang. Untuk melukis hidup yang lebih baik. Lalu hasil akhirnya Tuhan yang menentukan.  Maka aku pilih berjuang. Gelar Sarjana Komputer akan takluk dibawah kakiku dengan izin dari Tuhan. Lihat saja.

Hari ini aku sampai pada akhirmu wahai semester 4.  Merajinkan diri ditengah kemalasan, itu saja yang kulakukan. Itulah yang selalu ku ingat. Akulah orang paling malas didunia, maku aku akan berusaha merajinkan diri. Kau pikir orang-orang rajin itu apa, mereka adalah pemalas yang merajinkan diri.  Bersantai dalam segala kesibukan. Kau pikir orang sukses itu apa. Mereka ha nya bersantai dalam melakukan pekerjaannya. Bersantai dalam usaha menyelesaikan tugas dan pekerjaan.  Aku muda aku bisa.

Wahai semester 4, titip rindu buat teman-temanku yang sekarang  sedang sibuk dengan urusannya masing-masing. Bilang ke mereka, kalo didunia ini kita ngga punya apapun kecuali semangat.  Cuma itu satu kata sederhananya, semangat. I really miss every moments wih them <3

“mungkin lebih baik kita berpisah sementara, sejenak saja
Menjadi kepompong dan menyendiri
Berdiri malam-malam, bersujud dalam-dalam
Bertafakur bersama iman yang menerangi hati
Hingga tiba waktunya menjadi kupu-kupu yang terbang menari
Melantun kebaikan diantara bunga-bunga, menebar keindahan pada dunia
Lalu dengan rindu kita kembali kedalam dekapan ukhuwah
Mengambil cinta dari langit dan menebarkannya di bumi
Dengan persaudaraan suci; sebening prasangka, selembut nurani, sehangat semangat, dan sekokoh janji.”  –kutipan syair Ust. Salim A. Fillah_Dalam Dekapan Ukhuwah

Akhukum

Haniyah Sari