Kamis, 28 Januari 2016

Balada kesel sama diri sendiri part 1


Pernah ga sih rasanya tuh lo males banget belajar padahal UAS tinggal beberapa jam lagi? Itu yang gue rasain sekarang. Rasanya ngga ada gunanya gue ngafalin materi dari A-Z dan jujung-ujungnya nggak penting. Ngga dipake buat kerjaan lo, materi yang lo hafal engga bikin lo tambah pinter, ga bikin nilai lo nambah karena yang gue liat dari jaman nabi adam sampe sekarang nilai lo tetep aja B. Dan yang paling penting, semua materi yang lo hafalin ngga akan nambahin tingkat kegantengan/kecantikan lo. Tau ga sih, kebanyakan dosen itu membosankan. Mereka ngga tau cara ngajar yang bikin mahasiswanya makin pinter. Mereka Cuma ngasi tugas ini, itu, jelasin ini, itu. Maunya terima beres aja. Giliran tugas salah aja nilai dikasih D. Kan pengen ditimpuk. Gue tau mahasiswa itu udah pada gede. Tapikan yang namanya manusia butuh juga bimbingan. Kapan sih ada dosen didunia ini yang bisa bikin suasana belajar jadi seneng. Bisa bahagian mahasiswa. Kenapa mereka ngga menciptakan kurikulum kuliah yang mengandalkan proses belajar sambil bermain, sambil berkreasi tanpa membatasi kreativitas mahasiswanya.

Tiap kali gue mau UAS dan mau belajar gue jadi males buka buku gegara inget muka dosennya. Lo tau, dia Cuma ngomong terus sepanjang jam kuliah tanpa tau mahasiswanya ngerti atau engga. Giliran mahasiswanya nanya, dia jawabannya engga jelas. Kesel tau ga! Apa lagi kalo mata kuliahnya sama sekali ngga penting buat hidup lo. Contohnya lo harus nentuin A B C yang prosesnya ngga masuk akal. Dan dalam diri lo, lo bertanya-tanya, ini dari mana? Kok bisa sih kaya gini? Kenapa? Wah ini jawaban ngarang-ngarang nih, suka-suka dosennya. Hasinya ngga puasin akal. Lo malah jadi pusing. Bete  ngga sih kek gitu!

Seandainya bisa. Gua pengen menghapus mata kuliah ngga penting yang ada di kampus atau kalo bisa dosennya gua apus sekalian. Harusnya mata kuliah yang gampang malah jadi susah kalo diajar sama dosen model gini. Semoga dosen yang ngajarnya ngga jelas, segera musnah dari muka bumi. Sekian.

Ini curahan hati mahasiswa, bukti kalo gue pernah males. Mungkin lu pada ngecap kalo ada orang-orang pinter di kelas yang tanpa harus belajar mereka udah pinter.lo salah banget! mereka mati-matian ngalahin rasa malesnya buat belajar. Keliatanya aja mereka fine. Padahal sehari sebelum test mereka puyeng, nervous, grogi, bingung, dan takut. Takut kalo semua yang mereka pelajari ngga akan ditanyain di soal. Jadi jangan pernah bilang, “lo enak pinter, lah gua.” Lo pada ngga tau semua orang pinter awalnya nangis darah buat bikin pinter diri mereka. Pinter itu pilihan, tinggal mau atau engga!

Senin, 25 Januari 2016

Aku Rindu!


Barangkali seni itu seperti aku merindukanmu. Tinggal kunikmati tanpa harus kumengerti.

Hari ini aku berada di depan komputerku pada waktu Indonesia Bagian Global Art. Aku rindu. Aku rindu kepadamu yang.... Aku rindu pada pertanyaanmu tentang masa depan, tentang apa yang akan aku lakukan dan mau jadi apa aku nanti. Bisakah kau keluar sebentar saja dari kepalaku? Aku lelah memikirkan semua ketidakmungkinan tentang kita. Banyak pertanyaan yang tak jarang memubat otak dan hatiku berkelahi. Salah satunya adalah mengapa kamu? Yang membersamaiku padahal ada jutaan mahluk hidup diluaran sana yang siap denganku. Yang terselip dalam kesemogaan kecil, berharap bahwa kamu dimungkinkan untukku. Mengapa kamu Tuan? Aku rindu.

Setiap dibelakangmu rasanya tangan ini ingin memeluk. Seolah aku siap dibawa kemanapun asalkan bersamamu. Ada bunga kebahagiaan yang bermekaran saat kau hadirkan senyumanmu. Ada jutaan kagum saat ketenanganmu menenangkanku. Ada cinta yang terselip diantara diamku. Rasa dimana cintaku tak tersentuh olehmu. Aku ingin waktu berjalan lebih lama saat aku bersamamu.  Aku rindu. Cuma itu saja. Tapi setelah bertemu denganmu aku malah makin rindu. Kau menciptakan hangat dihati. Entah seperti apa rasanya. Tapi yang jelas merindukanmu adalah sebuah keindahan, dan menjumpaimu menjadikannya sempurna.

Setiap didepanmu aku malu. Oh tuhan...saat melihat matamu aku rasanya seperti es krim yang meleleh karena kau mencairkan kebekuanku. Ditambah lagi kalau  aku melihat senyumanmu, bisa-bisa aku langsung mencair. Jadi aku pilih menundukan pandanganku. Biarlah hanya apa yang kudengar menjadi pengobat rindu didadaku. Tapi sayangnya ketika aku menjauh kau tetap menjadi fokus dalam lensa mataku. Jadi aku melihat betapa santun prilakumu, betapa manis senyummu, dan betapa tampan dirimu. Hatimu ituloh, bikin aku gimana-gituh. Aku rindu! Iya rindu kamu!