Selasa, 31 Maret 2015

Maret Banyak Cerita



Maaf atas janji yang belum tertunai. Karena aku mencoba fokus pada satu impian yang kurasa akan jadi awal langkahku. Karena aku adalah pemula mimpi-mimpi, maaf jika kewajibanku tak tertunai. Kalau bukan karena kebaikanmu, mungkin kau sudah ambil apa yang jadi milikmu. Tapi aku tau kau takkan setega itu.

Banyak cerita diawal maret yang menyimpul sedih dan senyum. Saat kenyataan bertentangan dengan apa yang diinginkan. Aku hanya terpaksa mengikutinya. Tapi kau harus tau, hatiku mengikuti setiap langkahmu yang berjalan dalam sepi. Saat jiwa yang ku nanti meninggalkan bayangannya. Aku tau betapa rinduku melupakan jaraknya walau setipis benang saja *tereliye mode on* :D . Walau kebiasaan harus dilupakan, aku yakin kau akan menggantinya dengan yang lebih baik.

Terpisah dari kelas, sudah cukup untuk merasakan betapa tak nyaman menjadi orang asing. Lalu menyadari bahwa senyuman saja tak cukup untuk membangun persahabatan, walau kadang ia menjadi awalnya. 
Mengetahui bahwa kebiasaanku akan dapat siksaan yang paling berat, mungkin sudah waktunya mengganti dengan yang lebih baik. Walau sejuta ketakutan bersemayam dalam pikiran. Tapi kuyakin hati akan bertempat pada posisinya.


Hal yang tak pernah ku bayangkan sebelumnya bertemu dengan tim mba dinda. Aku tak sangka bisa berbincang sedekat itu. Bertemu dengan ilustrator komik sejarah. dibagi pengalaman dan pengetahuan. dan yang tak kalah penting adalah menjadi pintu gerbang bagi siapapun yang ingin tau tebtang islam. Dia berkarya untuk islam, masya  Allah,  aku sungguh iri. Lalu mendengar nasehat dari penulis novel fiksi sejarah. Sharing dengan mba dinda. ah, kalian menginspirasi. kalian membuatku berpikir bahwa aku harus menuangkan keahlianku untuk menyampaikan yang baik. menyadarkan betapa belajar takkan pernah selesai. menyadari bahwa diri takkan pernah baik dan perlu banyak yang dibenahi. dan berusaha meningalkan kebodohan masa lalu dengan membuat facebook baru.

sejak saat itu, hari ini, dan sampai mati nanti aku akan mendedeikasikan keahlianku, ceritaku, dan gambar-gambarku untuk menyampaikan kebaikan. semoga..semoga..semogaa..aamiin

Kamis, 05 Maret 2015

Aku mau berhijab, Tapi....

Akhir-akhir ini banyak sekali temen-temen yang sharing katanya mau berhijab syar'i.
Katanya terasa ada malaikat yang mengetuk pintu hati untuk segera belajar menaati Allah.
Ada yang lewat mimpi, ada yang ikut-ikutan teman, dan ada yang ingin ikut tren fashion.
Apapun alasannya itu adalah kabar baik yang menyenangkan.
Sayangnya dibalik itu ada sejuta kata 'tapi' yang mengikuti. 
"Aku serasa terketuk untuk berhijab syar'i, tapi aku kan kalo malem minggu jalan sama pacar, lalu apa kata orang nanti." 
Pernyataan salah satu yang sering aku dengar kebanyakan.
Sebenarnya dari pernyataan tersebut teman-temanku sudah tau mana salah dan benar, hanya saja masih abai pada kebenaran dan tetap nyaman pada kesalahan, iya apa iya?

Hijab syar'i, perintah wajib dari Allah yang tak ada keraguan lagi atas kebenarannya.
Tapi kata-kata Allah kalah sama kata-kata pacar yang bilang, "hijab syar'i nya setelah nikah aja, kan ngga enak kita masih pacaran terus kamu hijab syar'i gitu.apa kata orang nanti?" (lha udah tau gitu, kok masi pacaran?)
Haruskah diulangi, bahwa laki-laki baik pasti mendukung perubahan baik.
Laki-laki  yang bertanggung jawab, pasti menikahi tanpa beralasan "tunggu aku sampai siap".
Tanpa umbar janji, tanpa menyalahi aturan ilahi.

Dear teman-teman yang sudah mendapat panggilan untuk berhijab syar'i, kita semua tau bahwa hijab bukan pertanda aku sudah taat, melainkan pertanda aku ingin taat. 
Lalu kenapa lelaki kau jadikan alasan?
Apakah dia lebih berkuasa atasmu dari pada allah, tuhanmu? 
Hijab syar'i adalah pertanda perbaikan dirimu untuk allah.
Tapi kenapa lelaki yang katanya sayang dan cinta kamu malah menghalangimu untuk taat?
Coba pikir, kau terbutakan oleh cinta.
Kau takut kehilangan yang sebenarnya bukan milikmu.
Kau percaya janji yang belum tentu akan terwujud, sementara janji Tuhanmu yang sudah pasti malah kau abaikan.
Disemua alasanmu aku merasa sedih.
Aku kecewa, karena kepastia ilahi dikalahkan oleh satu mahluk yang katanya mencintaimu tapi melarangmu taat, dan parahnya kau malah mendengarnya.
Aku tak tau akan jadi apa aku nanti. 
Aku juga tau masih banyak yang perlu diperbaiki dalam diriku.
Entah akan istiqomah tetap dijalan ini atau yang lain.
Tapi yang pasti, aku hanya ingin sedikit berkontribusi memperbaiki kaum kita.
Kaum wanita yang akan menjadi awal kebangkitan islam ini.
Jika aku salah seperti yang engkau tuduhkan semoga allah mengampuniku.
Dan jika aku tidak, semoga allah mengampunimu.

Hijab itu pertanda kebaikan.
Sedikit share dari Ustadz Felix Siauw,

"kebaikan itu kebaikan, walau kecil mestilah didukung dan didoakan | yang baru mulai berhijab, disemangati agar syar'i, yang belum dibantu 
smile emotikon
karena bisa jadi senyuman kita, pujian kita, dukungan kita pada hijabnya | membuat dia istiqamah pada syariat dan ketaatan, baik-baiklah smile emotikon
amal itu setaraf dengan pemahaman, maka bantu yang baru hijrah pahami Islam | sabar, pelan-pelan, dulu kita belajar pun nggak mudah kansmile emotikon
setiap kebaikan itu dihargai, jangan dianggap tak bernilai | setiap kebaikan itu harus disyukuri, jangan lebih dulu dicaci maki smile emotikon
jadilah yang membantu kebaikan | jangan membuat orang ketakutan".




haniyahsari, 5 maret 2015

Senin, 02 Maret 2015

A Writer for Islam



Membaca untuk menulis dan mendengar untuk menyampaikan . Tak terasa waktu berlalu begitu cepat setelah saya sadari bahwa saya sudah vakum dua bulan menulis di blog ini. Sampai akhirnya saya tersadarkan bahwa menulis adalah satu kegiatan yang dapat menghemat umur saya. Menulis adalah bentuk pahala yang akan saya pertanggung jawaban dihadapan sang pemillik ilmu  yang maha luas. Menulis adala warisan yang dapat saya kasih kepada anak-anak saya kelak agar ketika saya dipanggil oleh tuhan, Saya tak perlu menjelaskan lagi apa tujuan mereka tentang ambisi saya.
 
Aku ingin satu buku ditulis sebelum mati. Dimana dalam buku itu semua ide yang tak tersampaikan bisa tertuang dan memberi manfaat buat hidupku sukur-sukur hidup orang lain. Aku ingin dengan bangga memperkenalkan ke anak-anakku bahwa ibunya adalah seorang penulis yang meuangkan ide-ide islam dan berjuang dalam terjalnya jalan dakwah. Aku akan berkontribusi untuk membantu semua pengemban dakwah agar aku bisa membuka jalan untuk kebaikan, 

Aku akan memfokuskan diriku, aku akan berusaha membuang kemalasanku, aku akan berjuang, aku muda aku bisa dan aku yakin Allah bersamaku menyertai dalam jalan kebaikan ini. Karena aku tak ingin apapun selain islam benar mengakar pada umat muslimnya. Semoga Allah mempermudah jalanku.