Rabu, 02 September 2015

Buat para wanita yang cari suami kaya

Ada sebuah cerita dari US saat seorang gadis bertanya pada forum netizen, “apakah yang harus saya lakukan untuk dapat menikah dengan pria kaya?” Usia saya 25 tahun, saya sangat cantik dan berselera yang tinggi.
Saya berharap bisa , menikah dengan pria yang kaya denga penghasilah 500 ribu dolar per tahun (setara 5,5 Miliar) atau lebih.
Saya tidak matre tapi realistis. Di New York penghasilan sebesar itu hanya termasuk kelas menengah.
Adakah pria di forum ini yang berpenghasilan 500 ribu dolar per tahun dan ingin menikahi saya? Dimanakah saya bisa bertemu dengan pria kaya yang mau menikahi saya?”
Lalu pertanyaan tersebut dijawab dengan realistis oleh seorang ahli keuangan:
“dear gadis jelita, saya membaca email anda dengan antusias, saya yakin banyak gadis-gadis yang punya pertanyaan seperti anda. Ijinkan saya menganalisa situasi anda dari sudut pandang investor professional.
Penghasilan saya pertahun lebih dari 500 ribu dolar, tentu saya memenuhi criteria anda. Jadi saya harap setiap orang percaya bahwa jawaban saya cukup kredibel dan tidak membuang waktu.
Dari sudut pandang pebisnis, menikah dengan anda adalah keputusan yang buruk. Jawabannya sangat sederhana dan saya akan jelaskan sebagai berikut:
Sebenarnya apa yang ingin anda lakukan adalah pertukaran antara”kecantikan” dan “uang”. Si A akan menyediakan kecantikkan dan si B akan membayar untuk itu. Kelihatannya adil dan cukup wajar.
Tapi ada permasalahan fatal disini. Kecantikan anda akan sirna, tapi uang saya tidak akan hilang dengan alasan yang jelas. Penghasilan saya akan meningkat dari tahun ke tahun. Tapi, anda tidak akan bertambah cantik tiap tahunnya.
Karena itu dari sudut pandang ekonomi: saya adalah asset yang terapresiasi dan anda alah asset yang terdepresiasi. Depresiasi yang anda alami bukan depresiasi normal, tapi depresiasi eksponensial.
Jika hanya ini asset anda, nilai anda akan mencemaskan 10 tahun kemudian.
Dengan menggunakan istilah yang kami gunakan di Wall Street, setiap perdagangan memiliki sebuah posisi. Berpacaran dengan anda juga memiliki “posisi perdagangan”.
Jika nilai aset yang didagangkan menurun, maka kami akan menjualnya. Bukan ide bagus intuk mempertahankannya.
Begitu juga dengan pernikahan yang anda inginkan. Mungkin perkataan saya kejam, tapi untuk membuat keputusan bijak, asset yang menurun nilainya akan dijual atau disewakan.
Pria dengan penghasilan 500 ribu dolar tentu bukan pria bodoh. Kami akan berpacaran dengan anda tapi tidak akan menikahi anda.
saran saya, lupakan mencari petunjuk bagaimana cara menikahi pria kaya. Usahakan agar anda agar mapu berpenghasilan lebih dari 500 ribu dollar. Itu lebih berpeluang dari pada mencari pria kaya yang bodoh. Semoga jawaban ini dapat membantu.

What the hell? Para pria diluaran sana pikirannya kayak gitu? Wanita disamakan sebagai barang dagangan yang apabila nilainya menurun maka akan dijual atau disewakan, dan itu semua dilegalisasi dengan alasan mengambil keputusan yang bijak. Wanita disamakan sebagai asset yang dipandang dari sudut ekonomi bisa terdepresiasi secara eksponensial. Yang bila hanya punya kecantikan sebagai asset maka nilainya akan mencemaskan 10 tahun kemudian. Masya allah. padahal para pria itu lahir dari rahim seorang wanita. Tak pernah berpikirkah untuk membahagiakan ibu mereka. Mungkin feminisme muncul karena banyak kaum wanita diluaran sana yang diperlakukan seperti demikian. Feminisme muncul di dunia barat sana untuk menyetarakan pria dan wanita secara materi dan kekuatan. Padahal dalam hal keduanya wanita takkan pernah sanggup menyaingi pria dalam hal itu. Dan satu hal lagi, feminisme ngga pernah muncul ditanah arab. Karena kaum muslimah pada saat itu sudah dimuliakan dengan perintah berhijab. Dan barang siapa yang ingin menggaulinya harus menikahi. Dengan aturan yang jelas, dengan hukum yang jelas, dengan syarat sebagai suami, dan cara menjadi istri. Sayang sekali banyak yang tak paham dengan ini. Banyak yang terjebak dalam romantika pacaran diatas namakan cinta. Padahal jelas-jelas lelaki yang disebut sebagai orang yang paling mencintainya adalah orang yang paling berbahaya buat dia. Karena ngga semua wanita hamil sama suaminya, tapi sama pacarnya, alias hamil diluar nikah. Mereka berjudi dangan masa depan sebagai taruhannya.

Ini tulisanku. Aku ingin memberi tahu itulah cinta atas dasar kecantikan dan materi. Orang barat sana menjadikan materi sebagai standard kebahagiaan. Lalu kecantikan dijadikan alat pemuas seksual. Kita ini muslimah, jangan sampai menyesal, menyerahkan dirimu pada yang tidak berhak. Menyerahkan dirimu pada lelaki yang menolak taat pada Allah. mengapa harus memilih sesuatu yang harus disesali? Berpacaran itu jelas-jelas berbahaya. Berharap pada lelaki yang hanya berikan janji, sama saja berjudi dengan masa depanmu sebagai taruhannya. Ingatlah, bahwa jika kita meninggalkan sesuatu karena Allah, pasti Allah akan ganti dengan yang lebih baik. Dia yang menciptakan kita, dan setelah mati kita akan kembali kepada-Nya. Kenapa masih galau soal jodoh? Kenapa memaksa pacaran? #UdahPutusinAja , karena lelaki yang baik tidak akan datang dengan cara yang Allah murka. Kalau memang cinta, halalkan. Atau tinggalkan.

Sungguh aku mencintai kalian karena Allah, ukhti J

Akhukum

haniyahsari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar