Kamis, 10 Juli 2014

Untuk Sudaraku dibarisan Terdepan #PrayForGaza


Sejak tahun 1924 akhir perang dunia 1 kekhilafaan turki diruntuhkan. Tepatnya tanggal 29 mei, mimpi kaum muslim didunia seolah jadi kenyataan. Perampasan tanah kaum muslim oleh penjajah dimulai. Perampasan tanah yang disirami darah para syuhada untuk membebaskannya. Berjuang syahid demi merebut tanah itu, ya tanah Palestina. Tanah yang sangat berarti bagi tiga agama langit, yahud, nasrani dan juga islam. Tanah yang saat ini terdapat penjara terbesar didunia. Ya, penjara bagi kaum muslim yang kapan saja bisa dibunuh. Episode dari tahun ke tahun sejak 2009, 1300 orang syahid, dan saat ini kembali terjadi. Zionis Israel akan membunuh satu generasi muslim di Gaza.
Mungkin setelah Gaza, para zionis itu akan kemari untuk menguasai tanah kita. Memperlakukan sama seperti apa yang dilakukan terhadap anak-anak di Gaza. Bedanya disini tak kenal yang namanya jihad fisabilillah. The largest state of moslem in this world, telah diperbudak oleh demokrasi sehingga yang namanya jihad itu diperuntukkan seolah untuk teroris yang melawan Negara.
Sekarang aku tanya, apakah demokrasi sudah memberikan kesejahteraan dalam hidup dinegeri ini? Apakah demokrasi yang kalian perjuangkan dapat kalian percaya? Usia 60 tahun lebih kemerdekaan seharusnya sudah cukup menjadi saksi sejarah bahwa demokrasi itu sama sekali tidak layak untuk sebuah Negara. Demokrasi adalah sistem tabu yang diperkenalkan oleh manusia yang bermaksud menjadikan kekayaan dunia hanya pada satu orang. Demokrasi menyebabkan sentralisasi kekuasaan. Dan dalam demokrasi, satu suara presiden sama saja dengan suara preman.
Kenapa kita harus berdebat dengan alasan demokrasi, sementara pembantaian di negeri kaum muslim mengatasnamakan demokrasi?
Aku memang tak kenal mereka yang berada di gaza dan akupun belum pernah menginjungi mereka digaris terdepan. Tapi aku tau mereka sedang menjaga sesuatu yang sangat penting bagi agama ku dan agama mereka. Mereka sedang menjaga tempat dimana Rasulullah naik kelangit untuk menemui tuhannya. Ya, mereka sedang menjaga kiblat pertama kaum muslim, Masjid Al- Aqso.
Seandainya aku bisa, aku akan membawa semua orang untuk membantu mereka. Berada digaris terdepan menghadapi prajurit Israel yang hanya berani bermain dengan bom dan menyakiti anak-anak. Mereka tak lain hanyalah sekumpulan pengecut yang berseragam tentara.
Seandainya ada satu Negara dimana kaum muslim bisa hidup berdampingan dengan agama lain seperti di Cordoba dulu. Seandainya Sang Sultan masih mewariskan keberaniannya dalam penaklukan Konstantinopel. Seandainya Thariq bin Ziyad kembali hidup dan menyerukan penaklukan Eropa. Dan seandainya, aku bisa menjadi salah satu bagian dari mereka. Ikut berkontribusi mendirikan Khilafah. Mungkin peradaban akan bergeser dan semua yang mati akan kembali hidup. Serta janji Rasulullah akan kebangkitan khilafah kedua akan segera terjadi.
Ya allah ijinkan aku mengambil sedikit saja sisa dari perjuangan menegakkan kembali ajaranmu
Sedikit saja, setelah mati rasanya aku ingin melihat saudaraku disana hidup tersenyum lebih nyaman daripada saat ini
Walaupun aku harus mati demi mempertahankan kalimatmu, ku harap kau berkenan membalasku dengan surga
Semoga kelak akan ada para Ghazi dari generasi kami
Mereka bersatu menyerukan namaMu

La haula wala quwwata illa billah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar