Selasa, 25 Agustus 2015

Kartu Rencana Studi

Ada hal yang mengecewakan yang membuatku tak bisa tidur dan kukira ini harus dibahas. Mungkin kalian menganggap ini sepele tapi inilah yang membuat tikus-tikus pengerat uang menggerogoti kita, menggerogoti kekayaan Negara kita dan membuat miskin Negara kita.

Aku mahasiswa di salah satu sekolah tinggi swasta berbasis computer. Kalian tau Kartu Rencana Studi yang mengisinya hanya tinggal tanda tangan lalu pergi. Itu  sedang hangat menjadi perbincangan mahasiswa dari tingkat awal sampai tingkat atas dikampusku.

Jadi begini ceritanya, pengisian KRS( Kartu Rencana Studi) telah ditetapkan pengisian tanggalnya oleh pihak kampus. Ada beberapa mahasiswa yang terlambat mengisi KRS karena satu dan lain hal. Mereka mengisi KRS pada saat masuk semester baru dan tidak mendapat sanksi atau denda. Kampus kami adalah kampus yang memiliki toleransi sangat tinggi.  Tapi entah kenapa saat ini mahasiswa yang terlambat mengisi KRS dikenakan denda berupa uang sebesar Rp. 25000,- kalian pasti bisa membayangkan betapa ramainya persoalan ini dikalangan mahasiswa. Banyak dari mereka kurang setuju dan kurang paham mengapa harus didenda segala. Padahal hal seperti itu tidak menjadi masalah pada semester-semester sebelumnya.

Ada dua kemungkinan  jawaban, yang pertama mungkin pihak kampus ingin mendisiplinkan mahasiswa. Atau mungkin ini terjadi karena oknum-oknum tertentu  ingin  menambah besar kantong pribadinya. Ketahuilah, membayar sesuatu pada tempat yang seharusnya gratis, itu pungutan liar namanya.

Untuk jawaban pertama, kedisiplinan tidak harus ditegakkan dengan uang. Untuk jawaban yang kedua, kalau sampai terjadi berarti memang sudah sangat bobrok mental bangsa ini. Karena institusi pendidikan saja memprektekkan hal semacam ini. Dan tidak menutup kemungkinan disekolah sekolah dasar yang mendidik bibit baru negeri ini mempraktekkan hal yang sama. Sungguh disayangkan. Mental pemuda sakit, mental mereka cacat dengan ketakutan akan kelaparan, dan kemiskinan. Sehingga mereka melakukan segala tipu daya untuk mempertebal kantong mereka. Tikus-tikus kantor, begitulah judul lagu Iwan Fals. Kebodohan merajai mereka yang tidak mau berpikir. Kepasrahan, menjadi mental mereka dengan alasan tidak mau memperburuk suasana. Akhirnya dengan ringan mereka membayarnya. Dari jaman dulu bangsa ini sudah dijajah oleh bangsa asing. Sayangnya jaman sekarang lebih mengenaskan lagi, menjajah bangsanya sendiri.

Wahai teman-temanku, mungkin kalian anggap ini sepele. Semuanya akan beres dengan uang Rp.25000,- tadi. Tapi ketahuilah, tanah tanah nenek kalian, rumah-rumah dipedesaan, anak-anak miskin dan terlantar, korupsi, kolusi dan nepotisme terjadi karena hal semacam ini dipraktekan, secara terus-menerus, turun-temurun, sampai akhirnya menjadi tradisi. Wahai teman-temanku, anak-anak pembangun negeri ini. Dengan penuh jiwa, nyawa, kesadaran, pikiran dan seluruh kekuatan, kita harus menyatakan : “ meskipun kita mati, rasa cinta kita terhadap bangsa ini akan hidup. Ia akan hidup selamanya. Agar bangsaku kuat dan sehat, pahala akhirat sudah cukup bagiku. Hidup yang aku sumbangkan kepada bangsaku akan hidup, ia akan membuatku bahagia dikehidupan nanti”. Aku rasa kalian semua setuju bahwa kita harus menyiapkan generasi yang terbaik. Dan itu dimulai dari sekarang. Kita harus belajar menghadapi, bersikap sedikit kritis menanggapi masalah ini. Jika suatu Negara maju, itu adalah hasil jernih payah bangsanya. Kita harus turut berkontribusi dalam menyiapkan Indonesia yang lebih baik.

Ini bukan orasi. Jika saya punya seribu nyawa, saya siap mengorbankan semuanya demi membela satu kebenaran. Karena kebenaran adalah sumber kebahagiaan dan kesejahteraan. Sumber keadilan sejati serta kebaikan. Ini cara saya menyampaikan aspirasi sebagai mahasiswa. Sebagai rakyat yang hidup di Negara demokrasi. 

Seandainya pihak kampus memaksa kami membayar denda. Maka seharusnya pihak kampus juga membayar denda berkali-kali  pada kami, pada seluruh mahasiswanya. Karena jadwal masuk kami telah diundur seminggu. Dan itu merupakan keterlambatan yang sangat lambat. Terima kasih


Hidup mahasiswa!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar