Ada hal yang mengecewakan yang
membuatku tak bisa tidur dan kukira ini harus dibahas. Mungkin kalian
menganggap ini sepele tapi inilah yang membuat tikus-tikus pengerat uang
menggerogoti kita, menggerogoti kekayaan Negara kita dan membuat miskin Negara kita.
Aku mahasiswa di salah satu
sekolah tinggi swasta berbasis computer. Kalian tau Kartu Rencana Studi yang
mengisinya hanya tinggal tanda tangan lalu pergi. Itu sedang hangat menjadi perbincangan mahasiswa
dari tingkat awal sampai tingkat atas dikampusku.
Jadi begini ceritanya, pengisian
KRS( Kartu Rencana Studi) telah ditetapkan pengisian tanggalnya oleh pihak
kampus. Ada beberapa mahasiswa yang terlambat mengisi KRS karena satu dan lain
hal. Mereka mengisi KRS pada saat masuk semester baru dan tidak mendapat sanksi
atau denda. Kampus kami adalah kampus yang memiliki toleransi sangat
tinggi. Tapi entah kenapa saat ini
mahasiswa yang terlambat mengisi KRS dikenakan denda berupa uang sebesar Rp.
25000,- kalian pasti bisa membayangkan betapa ramainya persoalan ini dikalangan
mahasiswa. Banyak dari mereka kurang setuju dan kurang paham mengapa harus
didenda segala. Padahal hal seperti itu tidak menjadi masalah pada
semester-semester sebelumnya.
Ada dua kemungkinan jawaban, yang pertama mungkin pihak kampus
ingin mendisiplinkan mahasiswa. Atau mungkin ini terjadi karena oknum-oknum
tertentu ingin menambah besar kantong pribadinya. Ketahuilah,
membayar sesuatu pada tempat yang seharusnya gratis, itu pungutan liar namanya.
Untuk jawaban pertama,
kedisiplinan tidak harus ditegakkan dengan uang. Untuk jawaban yang kedua,
kalau sampai terjadi berarti memang sudah sangat bobrok mental bangsa ini. Karena
institusi pendidikan saja memprektekkan hal semacam ini. Dan tidak menutup
kemungkinan disekolah sekolah dasar yang mendidik bibit baru negeri ini
mempraktekkan hal yang sama. Sungguh disayangkan. Mental pemuda sakit, mental
mereka cacat dengan ketakutan akan kelaparan, dan kemiskinan. Sehingga mereka melakukan
segala tipu daya untuk mempertebal kantong mereka. Tikus-tikus kantor,
begitulah judul lagu Iwan Fals. Kebodohan merajai mereka yang tidak mau
berpikir. Kepasrahan, menjadi mental mereka dengan alasan tidak mau memperburuk
suasana. Akhirnya dengan ringan mereka membayarnya. Dari jaman dulu bangsa ini
sudah dijajah oleh bangsa asing. Sayangnya jaman sekarang lebih mengenaskan
lagi, menjajah bangsanya sendiri.
Wahai teman-temanku, mungkin
kalian anggap ini sepele. Semuanya akan beres dengan uang Rp.25000,- tadi. Tapi
ketahuilah, tanah tanah nenek kalian, rumah-rumah dipedesaan, anak-anak miskin
dan terlantar, korupsi, kolusi dan nepotisme terjadi karena hal semacam ini
dipraktekan, secara terus-menerus, turun-temurun, sampai akhirnya menjadi
tradisi. Wahai teman-temanku, anak-anak pembangun negeri ini. Dengan penuh
jiwa, nyawa, kesadaran, pikiran dan seluruh kekuatan, kita harus menyatakan : “
meskipun kita mati, rasa cinta kita terhadap bangsa ini akan hidup. Ia akan
hidup selamanya. Agar bangsaku kuat dan sehat, pahala akhirat sudah cukup
bagiku. Hidup yang aku sumbangkan kepada bangsaku akan hidup, ia akan membuatku
bahagia dikehidupan nanti”. Aku rasa kalian semua setuju bahwa kita harus
menyiapkan generasi yang terbaik. Dan itu dimulai dari sekarang. Kita harus
belajar menghadapi, bersikap sedikit kritis menanggapi masalah ini. Jika suatu
Negara maju, itu adalah hasil jernih payah bangsanya. Kita harus turut
berkontribusi dalam menyiapkan Indonesia yang lebih baik.
Ini bukan orasi. Jika saya punya
seribu nyawa, saya siap mengorbankan semuanya demi membela satu kebenaran.
Karena kebenaran adalah sumber kebahagiaan dan kesejahteraan. Sumber keadilan
sejati serta kebaikan. Ini cara saya menyampaikan aspirasi sebagai mahasiswa.
Sebagai rakyat yang hidup di Negara demokrasi.
Seandainya pihak kampus memaksa
kami membayar denda. Maka seharusnya pihak kampus juga membayar denda
berkali-kali pada kami, pada seluruh
mahasiswanya. Karena jadwal masuk kami telah diundur seminggu. Dan itu
merupakan keterlambatan yang sangat lambat. Terima kasih
Hidup mahasiswa!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar